Selasa, 07 Agustus 2007

Menumbuhkan Creative Intelligence Anak Melalui Bermain dan Permainan

Menumbuhkan Creative Intelligence Anak Melalui Bermain dan Permainan

Triantoro Safaria, S Psi. Psi. MSi.
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Kreativitas merupakan satu kata yang sering kita dengar, kita pahami manfaatnya, sekaligus konsep yang sering kita lupakan. Telah banyak catatan sejarah gemilang yang dihasilkan dari proses kreatif. Banyak ciptaan serta inovasi-inovasi baru yang sangat penting yang memajukan peradaban manusia ditemukan dalam proses kreatif. Orang-orang kreatif seperti Thomas Alpha Edison, Honda, Suzuki, Graham Bell, maupun Bill Gates, merupakan orang-orang terkemuka di dunia, yang dengan kreativitasnya berhasil mengubah peradaban manusia menuju dunia baru, yaitu dunia teknologi informasi.
Mengapa kreativitas begitu berharga dan perlu dipupuk sejak dini ?. Pertama, proses kreatif merupakan perwujudan dari kebutuhan tertinggi manusia yaitu aktualisasi-diri. Sehingga melalui kreativitas anak semakin berfungsi secara optimal sebagai manusia. Kedua, kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan suatu permasalahan. Bagaimana seandainya di dunia ini tidak ada penemu seperti Thomas Alpha Edison ?. Tentu saja di malam hari kita tidak akan bisa beraktivitas lebih optimal, karena keadaan gelap gulita yang hanya bisa diterangi oleh cahaya lilin atau obor. Bagaimana pula jika telepon tidak ditemukan oleh Graham Bell ?. Tentu kita tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang kita cintai melewati batas ruang dan waktu. Bagaimana jika tidak ada penemu seperti Louis Pasteur ?. Tentu saja vaksin tidak akan pernah ditemukan. Ketiga, bersibuk diri dalam proses kreatif, tidak saja bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa, tetapi juga bermanfaat bagi anak sendiri. Karena dari kegiatan kreatif anak akan mendapatkan kepuasan yang tinggi, sehingga tentu saja hal ini akan meningkatkan makna dan kebahagiaan hidup anak. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan peradaban manusia berkembang dengan pesat, sehingga kualitas hidup manusia pun semakin tinggi. Ini merupakan sumbangan yang sangat besar bagi kehidupan, dan untuk itulah anak perlu dikembangkan potensi kreatifnya sehingga bisa menyumbangkan sesuatu bagi masyarakat dan bangsa. Jika anak memiliki creativity-quotient yang tinggi, maka diharapkan anak mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya secara efektif dan efisien. Akibatnya anak memiliki kemungkinan lebih besar untuk sukses di masa depannya. (Munandar, 2002).Sayangnya bagi banyak orang tua, potensi kreatif anak sering kali dinafikan dan dipandang sebelah mata. Seringkali anak yang kreatif dinilai nakal, suka membuat ulah, aneh, pemberontak, tidak bisa diam dan menjengkelkan. Anak-anak ini sering mendapatkan perlakuan yang cenderung menghambat proses kreatif mereka, sehingga secara perlahan-lahan mematikan potensi kreatifnya. Orang tua sering lebih menyukai anak yang pendiam, penurut, tidak banyak ulah, dan tidak banyak berbuat aneh-aneh. Kenyataannya anak-anak yang kreatif memang sangat berbeda dengan kebanyakkan anak lainnya. Hal inilah yang semestinya dipahami oleh orang tua. Sehingga potensi kreatif yang dimiliki anak tidak terhambat karenanya. Sebab pola asuh yang salah akan membuat tidak berkembangnya potensi kreatif ini secara optimal dalam diri anak. Dalam buku ini akan dijelaskan berbagai macam hal tentang kecerdasan kreatif ini. Diharapkan dengan membaca buku ini orang tua semakin paham bagaimana mengembangkan kecerdasan kreatif anak secara optimal. Dalam bab ini pertama-ptama akan dijelaskan, apa itu hakekat kecerdasan kreatif. Dalam literatur psikologi, konsep dan definisi tentang kreativitas bisa ditinjau dari berbagai sudut pandang. Kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen dalam berbagai macam sudut pandang yang fleksibel dan bervariasi. Secara garis besar kreativitas dapat dilihat dalam empat dimensi atau empat P yaitu person, process, press, dan product. Kreativitas dapat dilihat dari karakteristik pribadi, dari prosesnya, dari dorongan baik internal maupun eksternal dan terakhir dapat dilihat melalui produk yang dihasilkannya. Namun dalam buku ini, penulis lebih menekankan definisi produk dari kreativitas. Alasannya adalah orang kreatif lebih bisa dinilai kreatif jika telah menghasilkan inovasi baru, sehingga lebih aktual tidak hanya sekedar sebuah potensi.
Definisi produk dari kreativitas antara lain, Baron (dalam Munandar, 2002) mengatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Sedangkan Haefele (dalam Munandar, 2002) mengatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Penelitian yang ada menemukan ada empat sifat utama yang membuat seseorang anak menjadi kreatif yaitu : kepekaan terhadap masalah, aliran gagasan, keaslian, dan fleksibilitas. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa keempat sifat utama ini bisa dikembangkan melalui proses latihan dan belajar. Berikut ini akan dijelaskan satu-persatu keempat sifat utama tersebut di bawah ini (Timpe, 1992, Munandar, 2002).

Karakteristik Anak Dengan Kecerdasan Kreatif Tinggi
Anak yang kreatif secara kasat mata sangat berbeda dengan anak pada umumnya. Hal inilah yang menyebabkan mereka sering dinilai nakal, banyak ulah atau aneh. Sebaliknya anak-anak yang pendiam, pasif, penurut malah cenderung dianggap baik dan disayang. Untuk itulah orang tua perlu mengetahui ciri-ciri dari anak yang kreatif. Tujuannya agar orang tua sejak dini dapat menemukenali potensi kreatif yang ada dalam diri anak, sehingga mampu memberikan dorongan dan stimulasi untuk pengembangan potensi tersebut secara optimal.
Csikszentmihalyi (1996) dalam bukunya Creativity mengkaji ciri-ciri dari individu yang kreatif. Selain itu dia juga mengkaji faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan optimal potensi kreatif ini. Csikszentmihalyi (1996) menegaskan bahwa predisposisi genetis (genetic predisposition) merupakan faktor pertama yang memudahkan berkembangnya kreativitas. Sebagai contoh anak yang peka terhadap nada suara akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil menjadi pemusik, dibandingkan dengan anak yang kepekaannya rendah. Faktor kedua adalah adanya minat yang besar terhadap biddang tersebut. Semakin besar minat anak terhadap bidang tersebut, maka akan semakin terlibat anak untuk mengembangkan keunggulan kreativitasnya. Faktor ketiga adalah kemudahan anak untuk memperoleh jalan (acces to domain) menuju bidangnya. Faktor ini lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi orang tua. Anak yang lahir dari keluarga kaya tentu saja memiliki modal untuk masuk ke sekolah-sekolah terbaik, mengikuti kursus-kursus terbaik, memiliki fasilitas lengkap, dan mampu membayar mentor untuk mengembangkan potensi kreatifnya tersebut. Faktor keempat lainnya adalah acces to field maksunya adalah kemudahan anak untuk berkomunikasai dengan sejawat dam tokoh-tokoh penitng dalam bidangnya. Memperoleh informasi terkini, dapat bekerjasam dengan tokoh-tokoh tersebut, sehingga anak mendapatkan pengalamn penting untuk pengembangan potensi kreatifnya. Csikszentmihalyi (1996) mengemukakan bahwa yang paling pokok menandai individu kreatif adalah kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuiakn diri terhadap hampir semua situasi dan untuk melakukan apa yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuannya. Csikszentmihalyi (1996) mengemukakan sepuluh pasang karakteristik individu yang kreatif, yang seakan-akan serba paradoks tetapi saling terkait satu sama lain. Karakteristik tersebut yaitu :• Mereka memiliki energi fisik dan psikis yang luar biasa, sehingga terlihat seolah-olah tidak pernah capek atau lelah. Mereka mampu bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh dalam proyek kreatifnya, tetpai mereka juga bisa santai dalam situasi lainnya.• Mereka cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga naif. Mereka disatu sisi memiliki kebijaksanaan, tetapi juga bisa seperti anak-anak (childlike) mereka mampu berpikir konvergen sekaligus divergen. Memiliki insight yang mendalam, tetapi tampak pula ketidakmatangan emosional.• Mereka bisa bermain dan bisa berdisiplin. Ini menunjukkan mereka memiliki keluwesan pribadi yang tinggi.• Mereka memiliki imajenasi yang tinggi, tetapi juga mampu berpikir sangat realistis.• Mereka memiliki pola kepribadian yang berselang seling antara introvert pada saat ini dan ekstrover di saat lainnya. • Mereka dapat bersikap rendah hati, namun sekaligus dapat membanggakan diri.• Individu kreatif memiliki kecenderungan androgini yaitu mereka mampu melepaskan diri dari stereotipe gender (maskulin-feminim).• Individu kreatif disisi lain bisa berjiwa pemberontak, namun di sisi lain mampu bersikap konservatif.• Kebanyakan individu kreatif sangat bersemangat (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karyanya sendiri.• Mereka memiliki keterbukaan dan sensitivitas yang tinggi sehingga mudah menderita ketika menerima kritikan pedas orang lain. Namun di saat yang sama mereka merasakan kegembiraan yang luar biasa.

Contoh Permainan :

Membuat rumah dari kaleng dan makanan kemasan

Siapkan kaleng makanan dan kotak makanan yang cukup untuk membuat rumah. Kemudian ajak anak untuk membuat rumah dari benda-benda tersebut. Biarkan anak berkreasi sesukanya. Tiap selesai mengerjakan satu rumah, ajak anak untuk membuat model rumah lainnnya, begitu seterusnya sampai anak merasa sudah cukup melakukannya. jika anak membutuhkan contoh berikan instruksi seperti,“ buat rumah seperti sekolah kakak Dea”, atau “ buat rumah seperti rumah nenek”. Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak berusia 1.5 sampai 5 tahun karena menuntut kemampuan baca dan tulis dari anak.

Bahan : kaleng makanan dan makanan kemasan yang berbentuk kotak

Membuat rumah dari kaleng dan makanan kemasan

Siapkan kaleng makanan dan kotak makanan yang cukup untuk membuat rumah. Kemudian ajak anak untuk membuat rumah dari benda-benda tersebut. Biarkan anak berkreasi sesukanya. Tiap selesai mengerjakan satu rumah, ajak anak untuk membuat model rumah lainnnya, begitu seterusnya sampai anak merasa sudah cukup melakukannya. jika anak membutuhkan contoh berikan instruksi seperti,“ buat rumah seperti sekolah kakak Dea”, atau “ buat rumah seperti rumah nenek”. Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak berusia 1.5 sampai 5 tahun karena menuntut kemampuan baca dan tulis dari anak.

Bahan : kaleng makanan dan makanan kemasan yang berbentuk kotak

Daftar Pustaka
Amabile, T.A. 1989. Growing Up Creative. New York : Crown Publishing.
Munandar, S.C. Utami. 2002. Kreativitas & Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Csikszentmihalyi, M. 1996. Creativity, Flow and the Psychology of Discovery and Invention. New York : HarperCollins.

Tidak ada komentar: